Mencoba BMW Z1 di Bayern.

Dengan diterapkan WFH dari bulan Maret serta PSBB sejak 10 April 2020. Saya berkesempatan untuk membuka kembali blog lama saya dan ternyata masih ada artikel yang belum terselesaikan yaitu pengalaman saya mengendarai BMW Z1 di saat saya masih menekuni pekerjaan di bidang Sustainability Reporting dan menjadi wartawan freelance serta penulis blog otomotif ini. Namun perjalanan ke Jerman ini yang merubah kehidupan saya seterusnya dan tidak disangka menjadi bagian keluarga besar dari BMW Group.

Namun cukup berbicara masa lalu. Saya dalam hal ini mencoba sedikit bercerita mengenai BMW Z1 yang sangat unik dan dipinjamkan oleh pihak BMW Classic kepada saya untuk satu hari. Walau banyak BMW Classic yang lain namun pihak BMW memberikan kesempatan yang langka ini kepada saya untuk mencoba salah satu kendaraan paling unik di lini BMW Classic mereka.

BMW Z1 merupakan model pertama dari lini Z roadsters dan diproduksi secara terbatas dari 1989 hingga 1991. Z1 merupakan kendaraan yang sangat unik dengan panel body yang terbuat dari plastik serta pintu geser yang terbuka secara vertikal. Z1 juga merupakan kendaraan pertama yang menggunakan sistem suspensi belakang multi-link. Z1 ditenagai oleh satu mesin 2500cc enam silinder segaris dengan transmisi manual 5 percepatan yang berasal dari 325i E30.

Setelah Z1 pihak BMW baru memperkenalkan BMW Z3 yang diproduksi secara massal serta dibuat di plant Spartanburg, USA dan melakukan debut pertamanya di film James Bond Golden Eye.

Mesin M20B25 enam silinder segaris yang tertanam di BMW Z1,

Melihat dan merasakan mesin enam silinder segaris BMW mungkin merupakan hal yang tidak terlupakan karena pada saat saya mencobanya di tahun 2013 ( sudah 7 tahun yang lalu ternyata). Disitu saya merasakan suatu nostalgia menghidupkan sebuah mesin yang cukup lama dan mempunyai ciri khas suara dan juga bau bensin yang khas dimana hal ini sudah tidak ditemukan di mesin BMW yang modern. Apalagi kini mayoritas mesin sudah menjadi mesin 4 silinder dengan teknologi Twin Power Turbo untuk efisiensi dan juga tenaga yang lebih besar. Tenaga yang dihasilkan mesin M20 di BMW Z1 menghasilkan tenaga 168 hp dengan torsi 222 Nm. Jika dibandingkan dengan mesin terkini yaitu B48 empat silinder dengan Twin Power Turbo yang terpasang di BMW Z4 yang terkini, dia sudah menghasilkan tenaga sebesar 255 hp dengan torsi sebesar 400Nm. Lonjakan yang sangat besar dari teknologi mesin tahun 1989 vs 2019. ( jarak sebesar 30 tahun).

Desain interior yang simpel namun tetap menitikberatkan desain kepada driver oriented.

Interior yang ditampilkan BMW Z1 juga sangat berbeda dengan BMW yang kita kenal saat ini namun tetap satu ciri utama yang hadir adalah sisi desain yang driver oriented. Satu hal yang mungkin menjadi sedikit kecanggungan dalam berkendara adalah absennya sistem iDrive di BMW Z1 ini. Dan BMW iDrive baru muncul di Indonesia terutama di tahun 2002 bersama dengan diluncurkannya BMW 735Li E66. Sehingga pada saat penulis berencana untuk melakukan perjalanan dari Munich menuju Tegernsee, maka dibutuhkan cara navigasi yang “old school” yaitu membuka peta dan mencari “landmark” dimana saya berada di saat itu, Namun dari cara bernavigasi secara “analog” maka didapatkan suatu pengalaman yang unik dalam berkendara dan juga menuntut kita menjadi lebih menikmati rasa berkendara dari BMW Z1 ini.

Seperti dikatakan diawal salah satu keunikan dari BMW Z1 ini adalah bukaan pintu yang terbuka secara vertikal dan karena desain yang unik ini kita juga dapat membuka pintu tersebut sambil berkendara. Satu hal yang mungkin tidak akan bisa dirasakan di kendaraan modern saat ini. Rasa berkendara menjadi campur aduk karena sistem atap terbuka dan pintu yang dapat terbuka saat kita berkendara menjadi BMW Z1 mempunyai rasa seperti sebuah motor besar dimana kebebesan berkendara semakin terasa.

Desain kendaraan yang unik dengan pintu yang terbuka secara vertikal kebawah door sill.

Mencari jalan-jalan provinsi (Landstrasse) di Bavaria terutama sangat seru dan kita dapat menikmati bukan saja pemandangan namun juga rasa berkendara. Kekompakan dari BMW Z1 menambah rasa nikmat tersebut karena di kendaraan yang mungil ini tersimpan mesin enam silinder yang kuat pada masa itu. Pergantian gigi manual lima percepatan ada karakteristik tersendiri walau tidak sehalus dan sepresisi pergantian gigi pada transmisi kendaraan merek Jepang, namun disinilah letak keunikan dan romantisme nostalgia mengendarai kendaraan impian yang lama.

Kombinasi antara deruman khas enam silinder BMW, pergantian gigi secara manual, atap yang terbuka serta jalanan provinsi yang sangat nikmat dikendarai semakin menambah “Sheer Driving Pleasure” dari Z1 ini yang tidak dapat digambarkan secara tepat namun harus dialami secara langsung.

Dan yang merupakan pengalaman terbaik adalah bahwa restorasi yang dilakukan pihak BMW Classic mendekati sempurna (ada minor detail yang masih kurang baik) tapi rasa berkendara dari BMW Z1 ini masih seperti baru keluar dari showroom

instrument cluster BMW Z1

Jika kita melihat instrument panel pada BMW Z1 juga terlihat sangat “old school” dengan indikator analog dan jarum merah pada tachometer yang seolah memancing kita untuk menginjak gas lebih dalam untul mendengar deruman mesin M20 yang begitu nyaring. Dan fun fact jika kita melihat seksama instrument cluster BMW, hanya BMW M yang menggunakan jarum warna merah. Seperti yang dikatakan oleh Lugnutz merah itu racing.

Tentu harapan saya berikutnya adalah mencoba mengendarai beberapa koleksi BMW Classic lagi jika diberikan kesempatan tersebut terutama 3.0 CSL, M1 serta semua M di dalam BMW Classic.

Leave a comment